Artikel AKU & SRK
Ambisi, Kenyataan, dan Usaha
hidup seseorang merupakan suatu hal yang subjektif. Setiap individu pasti memiliki
tujuan hidup yang berbeda-beda, maka cara untuk mencapainya pun berbeda-beda.
Dalam mencapai tujuan hidup diperlukan ambisi yang besar, sehingga pencapaian
tujuan hidup berjalan dengan semestinya. Maka dari itu langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai keinginan dengan optimal adalah dengan AKU (ambisi,
kenyataan, usaha), yaitu :
1. Menentukan ambisi. Ambisi menurut KBBI adalah keinginan yang besar untuk
memperoleh sesuatu. Ambisi sendiri penting ditentukan dari awal agar keinginan
yang akan dicapai tidak menyimpang dari keinginan awal. Namun, dalam
memperoleh ambisi pasti dibutuhkan motivasi dari diri sendiri dan lingkungan
sekitar kita. Jika motivasi kita besar untuk memperoleh sesuatu, maka ambisi
mudah untuk tercapai dan sebaliknya.
2. Memperhatikan kenyataan yang ada. Kenyataan juga berkaitan dengan ambisi.
Kenyataan menurut KBBI adalah hal yang nyata (yang benar-benar ada). Tujuan
dari memperhatikan kenyataan yang ada adalah agar seseorang bisa
memperkirakan tingkat keberhasilan dari ambisi yang ingin dicapai.
3. Melakukan usaha yang optimal. Jika ambisi besar, maka usaha yang dilakukan juga
harus besar. Usaha menurut KBBI adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga,
pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud. Usaha sangat diperlukan dalam
pencapaian suatu keinginan, karena tanpa usaha, maka ambisi sulit untuk dicapai.
Berikut ini adalah contoh dari ambisi, kenyataan, dan usaha (AKU) saya dalam
jenjang 4 tahun ke depan.
a. Ambisi
- Dapat lulus kuliah dengan tepat waktu
- Memliki penghasilan sendiri
- Memiliki kemampuan untuk berbicara di depan umum
- Mendapatkan pengalaman sebagai asisten dosen dan asisten laboratorium
kimia
b. Kenyataan
- Perilaku malas dan selalu menunda-nunda pekerjaan masih ada
- Sudah memiliki usaha sendiri tetapi belum fokus untuk menjalankan usahanya
- Belum bisa membagi waktu antara kuliah dan menjalankan usaha
- Masih kurang percaya diri
- Masih memiliki sedikit ilmu
- Belum banyak mencari informasi kepada kakak tingkat yang lebih
berpengalaman
c. Usaha
- Mengubah perilaku malas dan sering menunda-nunda pekerjaan
- Mencoba mengatur waktu dengan baik
- Terus mengembangkan usaha yang telah ada
- Menentukan skala prioritas
- Mengikuti organisasi dan kegiatan kemahasiswaan lainnya agar bisa mengasah
softskill
- Terus belajar dan mencari banyak informasi dari kakak tingkat yang lebih
berpengalaman sehingga bisa membagikan ilmu kepada orang banyak
Dengan ini dapat diambil kesimpulan bahwa menentukan ambisi itu penting,
karena akan memudahkan kita untuk mencapai tujuan hidup kita yang diikuti dengan
usaha yang keras dan kemauan yang kuat. Hal ini juga dilakukan dengan
memperhatikan faktor-faktor yang ada, salah satunya dengan melihat kenyataan yang
terjadi di sekeliling kita.
SRK
Sasaran, Risiko, dan Konsekuensi
Manusia dilahirkan untuk bisa jadi pribadi yang berguna bagi diri sendiri dan
orang lain. Manusia dituntut untuk memiliki tujuan hidup, karena hal itu yang bisa
mengarahkan kita ke depannya. Manusia tanpa tujuan hidup itu bagaikan botol plastik
kosong yang mudah jatuh jika tertiup angin (ada gangguan) dan begitu juga sebaliknya.
Manusia dengan tujuan hidup yang jelas itu bagaikan botol yang terisi air, jika tertiup
angin ia akan tetap kokoh berdiri mempertahankan keadaannya. Dalam mencapai
tujuan hidup ke depannya dibutuhkan sasaran yang tepat. Sasaran menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang menjadi tujuan. Sasaran dapat
diibaratkan sebagai objek yang akan dituju. Dalam mendapatkan objek yang
diinginkan, tentunya diperlukan persiapan yang matang serta usaha (pelaksanaan)
yang maksimal. Hal ini dilakukan agar dapat meminimalisir risiko kegagalan yang akan
timbul ke depannya. Risiko menurut KBBI adalah akibat yang kurang menyenangkan
(merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Setiap tindakan yang
dilakukan pasti akan menimbulkan risiko dan konsekuensi. Konsekuensi akan
didapatkan setelah melakukan suatu perbuatan. Konsekuensi dapat diasumsikan
sebagai hasil, yakni hasil yang akan diterima dari melakukan suatu perbuatan. Jika
sasaran yang diinginkan telah tepat dan risiko yang ditimbulkan kecil, maka
konsekuensi yang akan diterima pasti memuaskan. Adapun cara-cara yang dapat saya
lakukan untuk meminimalisir risiko kegagalan yang saya perbuat, yaitu :
1. Menuliskan sasaran agar mudah diingat
Mahasiswa itu tidak sempurna dan saya sebagai mahasiswa pasti sering
melakukan kesalahan dan kecerobohan, salah satunya saya masih sering lupa.
Untuk meminimalisir hal tersebut, saya menuliskan sasaran yang ingin saya tuju
agar saya selalu ingat apa tujuan saya.
2. Membuat komitmen
Komitmen dibuat dengan tujuan untuk meyakinkan diri saya agar bisa fokus
untuk mencapai sasaran saya.
3. Mencari motivasi
Motivasi selalu berhubungan erat dengan komitmen. Motivasi itu diibaratkan
sebagai pondasi dari komitmen yang kita buat, karena jika motivasinya kurang pasti
komitmen bisa mudah goyah dan begitu juga sebaliknya. Dengan adanya motivasi
kita akan lebih percaya diri sehingga konsisten dengan komitmen yang kita buat.
4. Membuat rencana cadangan
Pada kenyataannya rencana yang kita buat tidak selalu berjalan dengan baik,
sehingga dibutuhkan rencana cadangan untuk meminimalisir kegagalan yang ada.
5. Lakukan yang terbaik
Sasaran sudah ditetapkan, komitmen sudah dibuat, motivasi yang mendukung
komitmen sudah ada, rencana cadangan juga sudah disiapkan, maka sekarang
saatnya untuk berusaha. Usaha yang dilakukan harus berbanding lurus dengan
motivasi dan komitmen yang sudah dibuat.
6. Evaluasi
Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan agar kita bisa mengetahui seberapa
maksimal usaha yang kita perbuat untuk mencapai sasaran yang kita tuju, sehingga
jika gagal kita bisa memperbaiki usaha kita untuk rencana ke depannya.
7. Berdoa
Berdoa ini sangat penting dilakukan untuk keberhasilan tujuan kita. Setelah
semua usaha sudah kita maksimalkan dengan baik, maka tugas kita adalah tinggal
menyerahkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa tentang bagaimana hasil dari
tujuan kita ke depannya.
Berikut ini adalah contoh dari sasaran, risiko, dan konsekuensi (SRK) saya dalam
jangka waktu 4 tahun ke depan.
a. Tahun Pertama
1. Sasaran
- Saya ingin mengenal 676 mahasiswa ITK 2017
- Saya ingin memperoleh IPK > 3,3
2. Risiko
- Sering di kampus untuk berkumpul dengan angkatan 2017
- Waktu istirahat saya berkurang
3. Konsekuensi
- Jika berhasil :
1) Bisa lebih akrab dengan angkatan 2017
2) Mendapatkan banyak infromasi dari teman program studi lain
3) IPK saya menjadi > 3,3
4) Orang tua saya bangga
- Jika belum berhasil :
1) Tidak banyak mengenal angkatan 2017
2) Tidak mendapatkan banyak informasi dari teman program studi lain
3) IPK menjadi < 3,3
b. Tahun Kedua
1. Sasaran
- Saya ingin meningkatkan IPK menjadi > 3,5
- Saya ingin aktif dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatekkim)
2. Risiko
- Waktu istirahat berkurang
- Jadwal semakin padat karena harus membagi waktu antara akademik dan
organisasi
- IPK bisa menurun
3. Konsekuensi
- Jika berhasil :
1) IPK menjadi > 3,5
2) Softskill lebih terlatih karena aktif berorganisasi
3) Membanggakan Orang tua
- Jika belum berhasil :
1) IPK menjadi < 3,5
2) Belum aktif dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatekkim)
c. Tahun Ketiga
1. Sasaran
- Saya ingin bisa kerja praktek (KP) di perusahaan besar
- Saya ingin mempunyai penghasilan ≥ 3 juta per bulan dengan usaha sendiri
2. Risiko
- Tanggung jawab yang saya pegang semakin besar sehingga rawan stres dan
banyak pikiran
- Usaha saya kemungkinannya bisa untung atau rugi
3. Konsekuensi
- Jika berhasil :
1) Orang tua bangga
2) Bisa kerja praktek di perusahaan besar
3) Mendapatkan penghasilan ≥ 3 juta per bulan
4) Meringankan beban Orang tua
- Jika belum berhasil :
1) Tidak diterima kerja praktek di perusahaan besar
2) Belum berpenghasilan ≥ 3 juta per bulan
3) Masih memberatkan Orang tua
d. Tahun Keempat
1. Sasaran
- Saya ingin lulus dengan Cum laude
- Saya ingin mendapatkanTOEFL ≥ 550
- Saya ingin mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri (
Amerika atau Jepang )
2. Risiko
- Waktu tidur dan bermain saya semakin berkurang
- Jadwal semakin padat
- Harus mampu menguasai bahasa asing ( Bahasa Inggris dan Jepang )
3. Konsekuensi
- Jika berhasil :
1) Lulus dengan Cum laude
2) Saya mendapatkan TOEFL ≥ 550
3) Kemampuan berbahasa asing semakin terasah
4) Mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri (
Amerika atau Jepang )
5) Orang tua bangga
- Jika belum berhasil :
1) Tidak lulus dengan Cum laude
2) TOEFL masih < 550
3) Kemampuan berbahasa asing belum berkembang
4) Belum bisa mendapatkan beasiswa studi ke luar negeri
5) Orang tua kecewa
Dari beberapa contoh di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mendapatkan
sasaran yang ingin dituju harus memperhatikan risiko yang akan ditimbulkan dan
bersiap untuk menerima apapun konsekuensi yang diperoleh ke depannya.
Komentar
Posting Komentar